
Problem utama retaknya suatu commitment , selain karena kasus real misalnya perselingkuhan atau karena faktor materi , secara psikologi lebih banyak di sebabkan karena kurang mengertinya akan makna suatu commitment serta kurangnya kedewasaan dalam bersikap dan menghargai kepada pasangannya . Selebihnya adalah di butuhkan suatu seni di dalam melakoni sebuah interaksi di dalam dunia perkawinan kita .
Kebanyakan dari kita setelah menjalani kehidupan rumah tangga ini , akan mulai merasa selanjutnya melihat dan berpikir akan kekurangan yang ada pada pasangan kita . Hal tersebut akan sangat tidak fair di saat kita tidak berpikir yang sebaliknya , bahwa kitapun juga pasti memiliki banyak ke-kurang sempurna-an serta hal hal lain yang akan di rasakan , dilihat oleh pasangan kita .
Kekurangan pasangan kita adalah kelebihan kita dan demikian juga sebaliknya , kita akan saling melengkapi kekurangan pasangan kita sehingga akan saling menggenapkan .
Sikap bijak yang harus kita pikirkan adalah justru bagaimana kita akan melengkapi celah celah keurangan di kedua belah pihak . Ada kekurangan karena sikap dan perbuatan yang dapat untuk di perbaiki , dan ada juga kekurangan serta sikap yang harus di adjust sedemikian rupa sehingga akan dapat meminimalisir konflik dalam kehidupan rumah tangga .
Kita harus sadar akan benang merah suatu perkawinan adalah niatan yang tulus untuk saling berbagi kebahagiaan , saling memberi kebahagiaan serta melakoni bersama kehidupan ini dengan segala problematikan-nya .
Dalam keadaan yang sangat terpaksa dengan adanya godaan dan cobaan anggaplah itu sebagai sebuah proses pendewasaan bagi pasangan tersebut .
No comments:
Post a Comment