20 November 2008

Distorsi dan kejujuran memaknai arti cinta

Di dalam pergaulan asmara saat ini tanpa melihat faktor usia , status dan kedewasaan seseorang , seringkali kita tanpa di sadari telah mengalami suatu distorsi atau pergeseran di dalam memaknai akan cinta . Sering tidak terpikirkan lagi atau terbedakan antara cinta yang penuh dengan muatan kasih sayang dengan emosional yang bermuatkan nafsu .

Ketertarikan awal kita dengan pasangan lebih cenderung kepada ketertarikan secara fisik , tanpa di sadari alam bawah sadar kita harus mendapatkan pemenuhan kehendak dan keinginan dimana kecenderungan tersebut sudah diartikan sebagai sebuah cinta . Akankah sedemikian cepat rasa cinta itu datang ( kata orang first of sight ) atau hanya sebuah ketertarikan fisik yang tentunya di dasari oleh emosinal yang bermuatkan nafsu .

Memang menyenagkan jikalau mendapatkan pasangan dalam sebuah relationship yang secara fisik memiliki kelebihan good looking , sweety , imut dan apalagi istilah anak gaul sekarang . Dan ketertarikan seperti itu tidak akan terpuaskan hanya dengan sebuah hubungan relationship saja . Hal mendasar tersebut yang saat ini kita sudah tidak dapat membedakan lagi dengan existensi cinta itu sendiri , artinya bahwa suatu hubungan relationship tidak akan sempurna atau harus berujung dengan hubungan secara sexualitas .

Sah sah saja orang mencampur adukkan antara cinta dan sexualitas , namun ada sebuah feel yang hilang di dalam manisnya sebuah relationship yang akan dapat kita rasakan .

Memang hal tersebut adalah wajar di mana jalinan sebuah relationship antara jenis kelamin yang berbeda pastilah akan menimbulkan percikan percikan di dalam hati kita , akan tetapi justru kondisi psikologis tersebutlah yang menjadi sebuah feel di dalam sebuah relationship yang apabila di jaga akan dapat memperkaya hati dan perasaan kita . Namun apabila kita tuntaskan secara sexualitas maka feel yang kita dapat tersebut maka akan hilang .

Relationship yang kita dapatkan di lingkungan manapun baik itu di sekolah , kampus , kantor atau lingkungan pekerjaan dan bermain kita , memungkinkan kita untuk menjalin sebuah relationship dengan siapa saja dengan status apa saja , relationship dengan yang berstatus single atau sudah berkeluarga .

Hanya dengan iktikad baik secara normatif dan kejujuran sajalah maka kita akan mampu menjaga suatu relationship yang sehat dan bermanfaat .

No comments:

Post a Comment